Saturday, March 16, 2013

Cinta Sejati itu dari Slogohimo...

Assalamu'alaikum wr. Wb.

Bulan puasa cuma dalam hitungan bulan.. Dulu kebayang betapa bahagia dan semangatnya kalau menjelang puasa, terus cuti.. Perasaan bahagia akan menyambut perjalanan ke kampung pakai bis yang hampir seharian, menuntaskan beberapa hari terakhir puasa di kampung tercinta, menikmati hawa pegunungan yang sejuk, bercengkrama dengan sanak saudara yang walaupun suka ga bisa bales pakai boso jowo, dan pastinya menjenguk juga (sedikit) berbakti sama Mbah Putri & Mbah Tong tercinta..

Innalillahi wainna ilaihi raji'un.. Telah berpulang ke rahmatullah, mbah putri di Slogohimo-Wonogiri tepatnya tanggal 11 Oktober 2012 di malam Jum'at. Belum sempat posting kabar duka mbah putri, ternyata dalam kurun waktu ga seberapa jauh mbah kakung pun menyusul kepergian mbah putri Selasa malam ba'da maghrib tanggal 05 Februari 2013. Ya, mereka pergi untuk selama-lamanya..

Kepergian (Almh.) Mbah Ti waktu itu, Bapak udah di kampung hampir 2bulan, jadi bisa mendampingi mbah 'ti hingga akhir hujung hayatnya.. Dan Ibu baru aja balik dari kampung sekitar 1bulan yang lalu. Itupun dilarang Mbah Ti pulang ke Jakarta karena udah sambat (ngeluh kesakitan) aja mau mati  "Nduk, ojo mulih sik tho. Aku ben mati sik..".  Jadi, waktu itu ketika kita ber-3 dikabarin mbah ti udah ga ada sekitar jam 8 malam, langsung kita kelimpungan nyari tiket mulai dari bis, kereta, pesawat. Dan memang pastinya ga ada memungkinkan dari kesemua pilihan itu, setelah bergelut panjang dengan tukang ojek di komplek dulu dan atas restu Bapak akhirnya dapet supir lepasan yg untungnya rumahnya ga jauh. Begitu di telpon, langsung ditanya dan tanpa ragu dia sanggup malam itu juga take-off ke Slogohimo. Sebenernya dari awal kita udah pasrah juga dan lillahita'ala dengan kondisi si pak supir yg notabene kita gak kenal terus ga tau juga kondisi terakhir dia apa udah istirahat yg cukup siangnya. Sepanjang perjalanan sama sekali ga mau diganti padahal kita udah berkali2 bilang sanggup nyetir. Akhirnya jadi percuma deh duduk di depan bukan jadi navigator malah tidur sepanjang jalan (hiiks), yg terjaga dan melek ga tidur sama sekali adalah IBU, top hebatnya! Itu karena saking was2nya sama Pak Supir ini yg baru berapa kali jalan di pantura dan nyupirnya malam jugak. Daaan, BRAAAK! Yak, pagi jam 6-an posisi udah di sekitar Ungaran kita senggolan sama kontainer sampe patah spion kanannya lepas jatuh di jalan. Untung jalan besar, kita langsung nepi dan si Pak supir pun secara sigap langsung turun dari mobil terus ngambil spion yg copot di tengah jalanan yg akhirnya si Ibu pun pindah ke posisi Pak Supir. "Udah Bapak istirahat aja, mungkin udah capek. Biar saya yg bawa sampai kampung gpp. Perjalanan sisa sekitar 4jam'an aja kok". Waah, itu minta maafnya bukan main si Pak Supir ke kita. Bisa dibayangkan ga lama dari itu dia pun tertidur pulas dan Ibu Cantik dengan lihainya bawa mobil TANPA SPION KANAN, what a kewl driver!!! :') Sepanjang perjalanan Bapak terus kontrol posisi kita tapi tanpa maksud berbohong kita sama sekali ga cerita kecelakaan kecil yg barusan aja dialamin, biar ga panik juga dikampung. Alhamdulillah, kita sampai selamat pas setelah bubar sholat Jumat. Pelukan dan raut muka merah Bapak (juga muka kaget liat mobil tanpa spion kanan) menyambut kita yg langsung membaur ke para pelawat.. Karena tuntutan sekolah dan kerjaan, dengan akurnya sama Randy balik ke Jakarta naik Bis dan sampai di rumah Senin siang, terpaksa harus ambil cuti 2hari (Jumat & Senin)..

Yang tanpa diduga sama sekali adalah kepergian (Alm.) Mbah Tong. Seperti biasa, Bapak udah hampir sebulan di kampung. Melihat kondisi Mbah Tong sehat dan masih mau makan, Bapak pun pamit mau ke Jakarta nengok anak-anak dan istrinya. Yang lagi2 bikin haru Bapak adalah ketika responnya hanya dengan anggukan dan senyuman seakan mempersilahkan. Hari Kamis pun Bapak pulang ke Jakarta naik Bis. Setiap hari ga lupa telpon Mas Adit atau Mbah Tam (keponakan Mbah yang selama ini ngurus Mbah Ti & Mbah Tong) dan kondisi masih sehat2 wal'afiat. Sampai hari Senin pagi dapet kabar dari Mas Adit kalau Mbah Tong subuh tadi abis dari kamar mandi jatuh di ruang tamu. Untungnya ada saudara yang abis shalat subuh mampir ke rumah dan kaget begitu buka pintu Mbah udah sambat (ngeluh kesakitan) dan buru2 bangunin Mas Adit langsung digotong ke kamar. Setelah itu Mbah manggil2 Bapak, "Pur.. Pur..aku arep mati..". Bapak yang rencana 2minggu di Jakarta jadi percepat  kepulangannya ke kampung, tapi lagi2 nunggu Sabtu nanti melihat kondisi Mbah yang juga masih mau makan juga kondisi yang sehat DAN si Reddo yang abis cacat ditabrak  harus masuk bengkel (kisah yang panjang cuma gara2 aki habis, mesin mati, ditabrak dan keseret angkot, HAKS!). Selasa pagi, Bapak masih dapet info bahwa keadaan tulang Mbah Atmo ga begitu parah  juga masih mau makan. Sampai akhirnya setelah maghrib, Mas Adit bolak balik telpon terus dan Bapak paling benci itu karena Bapak mau telpon balik jadi susah. Saat itu juga kita udah merasa ada yang ga beres. Ya, Innalillahi wainna ilaihi raji'un..Mbah Tong pun telah berpulang ke Rahmatullah. Saat itu juga kita semua yang memang dari tadi ngumpul was-was, langsung meluk Bapak dan menenangkan Bapak...

Dengan kompaknya, kita semua sama-sama bersyukur  dan tertuju atas satu Karunia Allah SWT yang selama ini nyata dan bagaikan mutiara..Mas Adit! Allahu Akbar.. Engkau Maha Penyayang, Maha Pengasih, Maha Bijaksana, dan Maha Adil.. Tak ada satupun makhluk-MU yang terlahir sia-sia. Di tengah keterbatasannya sebagai penyandang Tunagrahita Ringan, Mas Adit, hadir di tengah-tengah kami sebagai mutiara. Dia hadir untuk mewakili Bapak yang mungkin tidak seutuhnya berada di sisi kedua orangtuanya bahka hingga akhir hayat. Tapi setidaknya, disana muncullah pelangi yang dengan tulus hadir diantaranya.
Mas Adit, tugasmu untuk mengurus kedua Orang Tua Bapak, Mbah Putri kita, Mbah Kakung kita kini sudah tuntas..
Ya Allah, berikanlah kebahagiaan & kesejahteraan kepada masing-masing kami sesuai dengan porsinya. Bukan yang berlebihan, tapi cukup. Bukan yang bergelimangan, tapi cukup. Cukup untuk kami ingat kepadaMU dan saling mengingatkan satu sama lain.. Aamiin

Kisah Romantis di balik umur mereka yang senja, kepikunan, fisik yang lemah, dan juga di kamar yang terpisah:
  • Mbah Kakung, dengan kepikunan yg melanda tapi entah darimana ingatan akan istrinya muncul tiba-tiba ketika sampai di tempat tidurnya di papah Ibu pakai tongkat, lalu bertanya "Ibumu , ndi?". Kata Ibu, "Ada Pak, dikamar sebelah..". Senyum, hanya senyum renyah penuh cinta balasannya.. :)
  • Mbah Putri, dengan semangat hidupnya yg menggebu dan suara yg lantang namun fisiknya yg terbaring lemah di tempat tidur juga masih muncul perhatian terhadap suaminya yang terpisah di kamar sebelah. Merasa suaminya udah lama pergi ke belakang belum juga kembali, lalu mengingatkan Bapak, "Pur, tengo'en Bapakmu kui. Wis suwi urung bali..". Dengan perhatian penuh kasih sayang sang Ibunda terhadap suaminyalah, Bapak pun akhirnya menemukan Mbah Tong tiba-tiba udah dengan posisi nungging karena jatuh di toilet, seketika juga langsung dibopong dengan bantuan Mas Adit buat keluar..



LOVE IS
When I sit beside and saw you, though I do not remember you are my beloved wife
Dear, deep apologize for my senility... Until death do us apart...





At the end, Ibu sit beside Mbah Tong corpse :(





Finally, this is the last Ied-Fitr picture on 2012 with them..
My last memories.. last forever..last year..










Rumah Kenangan..









Ya, Mas Adit...












  

Bapak.. When you say nothing at all.. :'(
 







"Nduk, kowe ra ono cacate.." -> Last words from my grannie for Ibu.. :(


 



Makam Mbah Tong & Mbah Putri...





Though your half-face translate your deep condolence..


 
Ketika harta tidaklah sebanding dengan tingginya jiwa sosial warga kampung Slogohimo.. :')







Slogohimo... rumahku dibalik RS Amal Sehat beratap hijau itu (':




Front yard

 Dan sepeninggal kepergian Mbah Putri & Mbah Tong, masih banyak barang-barang hasil kerja keras dari tangan penuh cinta dan kasih sayang dari mereka yang ada di rumah. Mulai dari bantal (kapuk dan sarungnya dijahit sendiri sama mbah. dulu setiap mau balik ke Jakarta pasti dibawain 2-3 bantal hasil karyanya), tikar mendong, keset dari kain perca, keripik gadung (guess what? Everyone in my hometown admit that my grannie is great in processing "Keripik Gadung" as the food contains toxic).

 
Tikar Mendong


  
Keset perca (saking lamanya warnanya udah butek)..



Keripik Gadung made by my grannie is the best ! http://id.wikipedia.org/wiki/Gadung




Last Memories on Eidl Fitr 1433 H / 2011

Sekarang?
Cuma kosong, hampa, tidak bersemangat dan ga perlu cuti buat ke kampung..

Ternyata.. yang berbekas saat ini hanya kenangan dengan penyesalan... :'(