Tuesday, December 30, 2014

Media? Sampah. Manusia? Pemulung.

Berawal dari bincang-bincang singkat sama temen-temen kantor pas jam makan siang.
Miris tapi sedih juga. Entah manusia di jaman modern ini semakin jenius atau semakin bodoh? Hah... :(

Bener deh, belakangan semakin heran bahkan sampai tertawa geli ketika melongok isi atau postingan-postingan media sosial (Facebook, Path, Twitter, dkk) ataupun media massa atau juga media elektronik bahkan sampai situs-situs media yang notabene terkenal profesional, sekarang isinya ? Sampah.

Kenapa sampah? Karena sampah sendiri itu kan terdiri dari berbagai jenis ya.. Mungkin lebih sering disebutnya limbah (jadi yang bener sampah atau limbah nih? sudahlah). Nah kan, sampah sendiri itu juga kan macam-macam bentukannya, macam-macam namanya, berdasar jenis sampai manfaatnya. Gimana caranya kita bisa bedainnya? 
KLASIFIKASI, kemudian PISAHKAN ! 
Mana itu sampah yang plastik-plastik yang jelas butuh waktu lama terurainya, mana itu sampah sisa makanan, mana itu sampah binatang (itu kotoran ya?hhe). 


Nah...seorang pemulung (sangat mengacungi jempol dan mengapresiasi pekerjaan ini, salute!) aja pinter banget, memilah-milah sampah mana aja yang bermanfaat buat dia pribadi, orang banyak, maupun untuk kelestarian lingkungan hidup. Jadi, bukan cuma saudara-saudara kita yang berprofesi pemulung doang yang bisa milah-milah mana sampah-sampah plastik yang bermanfaat.. Tapi sudah selayaknya juga kita bisa klasifikasi jenis-jenis sampah yang kita hasilkan sendiri, toh kita kan udah dididik juga untuk bisa misahin sampah-sampah yang ada di lingkungan sekitar kita.


Korelasinya? Yaa kayak judul diataslah (abaikan aja kalau gak nyambung..)

Media itu sekarang jahat banget, isi berita-beritanya hampir semua gak di sortir dan asal diberitain aja. Asal headlinenya "cetar" dan "menjual", tinggal posting.. Lah yang baca, tinggal share.. Kita sebagai makhluk yang dinamakan manusia yang memiliki AKAL sepatutnya dan selayaknyalah pandai menyortir, memilah, menimbang dan me-review berita-berita yang beredar di media-media saat ini. Ibarat analogi sampah dan pemulung itu tadi, menghadapi berita-berita di media yang semakin terlihat seperti sampah... tugas kitalah saat ini yang harus seperti seorang pemulung, yang pandai mengklasifikasikan dan juga memilah berita-berita yang beredar. Introspeksi lagi, apalagi kalau tinggal share-share, manfaat gak kira-kira buat kita atau orang banyak..kalau banyak mudaratnya?
Media mau rating + orang punya duit + sifat masyarakat Indonesia belakangan "tukang share" = ....... (kebayang kan hasilnya ?)
Klasifikasi deh tuh mana berita atau informasi yang kira-kira manfaat, Bisa kan? 


(masih ada yang ngelak.. tapi itu kan sumbernya valid, udah ternama kok, profesional kok narasumbernya, banyak beredar kok, lagi trending topic nih, blaa...blaa..blaa..)

Emang mau dapet dosa fitnah? eh, berat banget kayaknya..

Yaudah deh, emang situ mau disuruh nelen mentah-mentah "sampah"?

PS : Jangan share postingan yang menyudutkan dan mudah menyulut emosi orang :) 

Kalau mau share, mbok ya berita-berita yang menyenangkan (telah ditemukan ladang emas seluas 20 hektar) .. cerita membahagiakan (harimau sumatra kawin silang dengan orang utan demi melestarikan populasi).. cerita haru (Ajaib!kucing melahirkan kembar 10)... atau paling penting share postingan ini yang mungkin maksa dan gak nyambung hihiiihi..

Cheeriioo ! 

No comments: